ORIENTALISME

Translated by: Arif Fortunately
Orientalisme adalah istilah yang menunjukkan makna orientasi ketimuran , sementara bila didefenisikan orientalisme berarti: (arus pemikiran yang terekspresikan dalam kajian-kajian seputar keislaman di Timur yang mencakup kultur, budaya, agama, kesusasteraan, bahasa dan adat ketimuran). Arus pemikiran ini telah memformulasi opini-opini Barat tentang ketimuran secara global dan lebih khusus lagi dunia Islam seraya mengungkap latar belakang pemikiran yang mendasari pergulatan peradaban antara keduanya .

Istilah Orientalis (ditujukan pada tokoh-tokoh kafir Barat pemerhati studi-studi keislaman yang mempelajari kondisi keislaman di Timur baik dari aspek sosial, politik, budaya, kebiasaan, bahasa dan lahjah. Secara umum kesemuanya itu dilandasi motivasi-motivasi tidak benar yaitu menghancurkan nilai-nilai keislaman dan menempatkan prinsip-prinsip kekafiran yang mereka anut sebagai penggantinya .
A. Pertumbuhan Orientalisme

Sebagaimana diketahui bahwa permulaan pergesekan dan peperangan antara umat Islam dengan Eropa terjadi ketika Perang Mu'tah dan Tabuk, kemudian bermetamorfosa menjadi perang militer, agama dan politik disela-sela pertempuran berkepanjangan dalam Perang Salib, disamping pergesekan dan polemik keilmiahan era kemajuan peradaban Islam di Andalusia (Spanyol sekarang) yang diiringi oleh maraknya aktifitas penterjemahan berbagai disiplin ilmu yang dikuasai umat Islam kala itu.

Orientalisme muncul dengan motivasi fanatisme Kristen dalam penulisan seputar Islam untuk tujuan distorsi ajaran Islam, namun pada awal abad ke 13 H (akhir abad 18 M) kaum orientalis sengaja merubah metode mereka dengan “lay out” baru seolah-olah mereka telah melepaskan belenggu-belenggu fanatisme dan hanya berpegang teguh dengan prinsip “tanggung jawab ilmiah” dalam riset-riset ilmiah. (maka didirikanlah universitas-universitas yang mengajarkan bahasa-bahasa Timur di berbagai ibukota negara Eropa seperti London, Paris, Leiden, Berlin, Petersburg dll. Di dalamnya terdapat fakultas yang secara khusus mempelajari studi bahasa Arab , Persia, Turki dan Urdu. Adapun tujuan awalnya adalah pembekalan kaum imprealis dengan pemahaman detail mengenai kondisi wilayah Islam, namun kemudian berdatangan pula para mahasiswa Islam untuk bergabung menimba ilmu di universitas-universitas Eropa tsb. Akibatnya, tidak sedikit jumlah dari para mahasiswa itu yang logika berpikir mereka telah terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran yang dilontarkan kaum orientalis, bahkan selanjutnya kaum orientalis mulai menjajali universitas-universitas dan pusat-pusat studi Islam yang ada di negara-negara Islam hingga sampai ke Kairo, Damaskus dan Baghdad) .

Aktifitas kaum orientalis tidak terlepas dari kesibukan kegiatan para misionaris, bahkan misi dan kepentingan mereka saling terkait satu sama lain, kegagalan beruntun para salibis dalam beberapa kali peperangan melawan Islam menjadi pemicu semangat untuk menggali lebih dalam permasalahan seputar wawasan, budaya dan kultur keislaman . Intinya, kaum orientalis merupakan pionir-pionir yang membukakan pintu bagi misi kristenisasi untuk menimbulkan keragu-raguan umat terhadap aqidah Islam. Disamping mereka juga mengkondisikan iklim kondusif guna menyebarkan agama Kristen serta menyimpangkan umat dari Islam .

Tak ketinggalan kaum Yahudipun turut berperan aktif dalam wilayah orientalisme karena kontribusinya yang membahayakan dengan upaya mencanangkan agenda-agenda Zionisme Internasional, makanya tidak sedikit jumlah orientalis Yahudi yang terlibat dalam misi penjajahan orientalisme terhadap dunia.

Para orientalis mengkonsentrasikan diri pada beberapa pokok kajian Islam yang mereka rekayasa dengan menargetkan distorsi ajaran Islam, setiap orientalis berkonsentrasi meneliti salah satu atau sebagian kajian itu guna menebar racun-racun pembunuh dan ranjau-ranjau mematikan dengan berkedok bahwa aktifitas mereka masih dalam ruang lingkup tangung jawab dan analisa ilmiah. Diantara problematika yang santer dikaji adalah:

o Menimbulkan keragu-raguan terhadap keabsahan dan keorisinilan aqidah Islam serta eksistensi Islam sebagai agama yang diturunkan Allah SWT dan keraguan terhadap wahyu yang diterima Rasul SAW dari sisi Allah .
o Pendistorsian sejarah Nabi dan usaha penghinaan karakter Nabi SAW .

o Pendistorsian sejarah generasi permulaan Islam (sahabat) yang memiliki kedudukan mulia di hati umat Islam dengan meragukan karya-karya yang telah mereka hasilkan dan alasan-alasan yang melatar belakangi karya-karya mereka tersebut .

o Pendistorsian Islamik historikal (perjalanan sejarah Islam) dengan pengilustrasiannya sebagai sebuah momok dan hal yang sangat menyeramkan sehingga orang-orang beranggapan bahwa tidak mungkin sebuah umat yang berlatar belakang sejarah seperti ini akan maju dalam realita hidup dewasa ini .

o Propaganda bahwa Islam ditebarkan dengan mediasi pedang (menggunakan cara-cara radikal), tujuannya adalah agar umat Islam melakukan pembelaan-pembelaan terhadap dakwaan yang mendiskreditkan ini sehingga mereka akan berkata: Selamanya Islam tidak akan menggunakan cara-cara radikal kecuali hanya untuk membela diri .

o Propaganda bahwa Islam hanya masa lalu yang telah menjadi sejarah dan telah memasuki masa paripurna .

o Menebar sugesti bahwa Islam sebagai agama orang Arab dan hanya cocok dengan karakter serta lingkungan Arab dan menafikan bahwa Islam adalah agama universal, sementara pendapat yang bertolak belakang dengan itu adalah sugesti bahwa Islam tidak hanya diperuntukkan bagi orang Arab namun Islam telah menyerap berbagai permasalahan hukum dari berbagai referensi Yahudi, Kristen dan Persia kuno .

o Pendapat yang mengatakan bahwa Islam adalah agama konservatif, statis, primitif dan tidak mungkin diaplikasikan di zaman modern seperti saat ini, karena sudah tidak relevan dengan kemajuan zaman. Dan pendapat yang mengklaim Islam membelenggu hak-hak wanita serta anti terhadap emansipasi dan feminisme. Pendapat yang bertolak belakang dengan asumsi diatas, dakwaan segolongan orientalis bahwa Islam agama yang fleksibel menerima perkembangan dan relevan dengan kemajuan zaman dengan sedikit pengembangan konsep-konsep fiqh (hukum Islam) sehingga konklusinya Islam membolehkan emansipasi wanita .

o Pendapat yang mengatakan Islam tidak memiliki konstitusi, tapi Islam hanya kumpulan dari nasihat-nasihat umum dan pada dasarnya tidak secara khusus memiliki undang-undang pemerintahan , hanya mencangkok perundang-undangan Byzantium dan Persia.

o Mencampur adukkan implikasi Islam sebagai agama dengan fakta aktual umat Islam yang berada dalam kemunduran supaya orang berangggapan bahwa ajaran Islam itu lemah dan mundur seperti keadaan umat Islam sekarang .

o Peleburan makna Islam dengan memisahkannya dari konstitusi sehingga silahkan saja umat mengamalkan Islam, asalkan hukum dan perundang-undangan bersifat bebas, artinya bisa bersumber dari Allah atau selainNya.

o Sugesti bahwa umat Islam jika ingin merasakan kemajuan dan perkembangan peradaban mesti terlebih dahulu memarginalkan pemahaman Islam dan mengadopsi seutuhnya metode Barat hingga mereka berhasil mencapai puncak peradaban karena Islam cukup sebagai label dan tampilan luar.

o Mendirikan gerakan-gerakan berpikiran menyimpang dari pemahaman Islam, menyanjung dan memuji-mujinya dengan harapan dapat mengalihkan perhatian khalayak pada gerakan-gerakan tersebut .

o Penyanjungan tokoh-tokoh dan para penulis muslim yang punya loyalitas terhadap pemikiran-pemikiran Barat.

B. Beberapa Pandangan Kaum Orientalis

Kaum orientalis punya beberapa pandangan yang mengindikasikan tujuan mereka menghilangkan kepercayaan dan menimbulkan distorsi terhadap Islam. Penulis akan memberikan beberapa contoh dari pandangan tersebut:

a. Goldzieher dalam bukunya "Al-Aqidah wa Asy-Syariah" mengatakan: "sangat sulit bila kita ingin menyimpulkan satu mazhab utuh tanpa ada kontradiksi dalam teologi Islam yang bersumber dari Al-Quran, tauhid sendiri mengandung masalah kontradiktif yang sukar dipahami, sementara trinitas merupakan pandangan yang jelas tentang konsep ketuhanan". Orientalis ini menyimpulkan bahwa tauhid Islam sulit dipahami sedangkan teori trinitas yang merupakan rekayasa orang Kristen dalam konsep ketuhanan dan pada dasarnya konsep ini tidak relevan dengan akal sehat atau logika manusia, dia simpulkan sebagai konsep yang jelas dan mudah dipahami.

b. Margoliouth mengatakan: Muhammad itu tidak jelas nasab (silsilah keturunan) dan bapaknya, karena kebiasaan orang Arab memakai istilah Abdullah pada orang yang samar nasabnya.

c. Propaganda segolongan orientalis bahwa dulunya Muhammad itu adalah uskup nasrani yang ingin menggapai posisi terhormat sehingga ia mendatangi negeri Arab dan mendakawakan diri sebagai Nabi, atas alasan ini masyarakat Barat berkeyakinan umat Islam menyembah Muhammad sebagai pendiri agama Islam seperti pemahaman orang-orang Kristen yang meyakini Isa sebagai pendiri Kristen. Untuk itu mereka mengistilahkan umat Islam sebagai pengikut Muhammad dan agama Islam sebagai agama Muhammad.

d. Dalam buku (Ar-Rasul: Hayatu Muhammad) dipaparkan: bahwa negara yang didirikan Nabi di Madinah, tidaklah dapat dipungkiri bahwa disana hidup kaum Yahudi, Kristen dan Paganisme, sehingga secara otomatis konstitusi yang dipakai Nabi diserap dari kebudayaan masyarakat yang hidup disana, seperti kewajiban zakat sebagai bentuk ungkapan kasih sayang terhadap masyarakat bawah yang pernah disiksa ketika di Makkah. Surga dalam perspektif Muhammad hanya implikasi kesejahteraan hidup yang dilihatnya di luar Arab sedangkan neraka hanya ilustrasi kondisi padang pasir yang panas, sementara itu pengharaman babi hanya disebabkan karena lusuhnya penampilan penggembala babi di daerah Timur dan karena masyarakat Arab tidak bisa memasak daging babi.

e. Bruchelmann mengatakan dalam bukunya (Tarikh asy-Syu’ub al-Islamiyyah/sejarah bangsa-bangsa Islam): bahwa sebagian ide Nabi SAW dikutip dari Taurat dan Injil dan seluruh ajarannya sama dengan yang pernah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya, dia hanya seorang pendakwah bukan nabi. Bruchelmann juga beranggapan bahwa ajaran-ajaran Islam bersumber dari budaya dan kultur umat-umat terdahulu. Keyakinan akan keberadaan hari kiamat, perhitungan (hisab) dan siksaan diadopsi dari pemahaman Yahudi, sholat diambil dari ajaran agama Persia, menghadap Ka'bah ketika shalat adalah budaya paganisme. Pokoknya semua praktik keagamaan Muhammad dia pelajari dari budaya umat-umat terdahulu kemudian dikombinasikan menjadi sebuah agama baru karena beliau ingin dikenal. Ajaran-ajaran ini pun dia sebarkan dengan pedang (cara-cara radikal).

f. Emos (orientalis) mengatakan: syariat Muhammad merupakan hukum perundang-undangan Romawi untuk mengatur kekaisaran Timur yang telah diamandemen sesuai dengan kondisi politik Arab. Bruchelmann berasumsi bahwa undang-undang pidana dalam Islam masih dalam skala sederhana dan belum komplek. Undang-undang itu hanya bentuk evolusi sederhana konsep agama paganisme kuno.

Inilah segelintir sampel rekayasa dan asumsi tak bertanggung jawab kaum orientalis sebagai bentuk kekurangpahaman mereka terhadap aturan bahasa Arab dan referensi-referensi pokok dalam studi keislaman. Lalu atas dasar apa kita bisa mempercayai kaum orientalis yang benci terhadap Islam dan masih belum melepas belenggu-belenggu fanatisme dalam diri, ketika mereka harus mengkaji dan mendiskusikan persoalan yang menyangkut persoalan agama Islam .

C. Dampak Kaum Orientalis terhadap Umat Islam

Orientalisme berada dibalik semua ide berbahaya dan rekayasa menyesatkan yang telah menimbulkan transformasi besar dalam corak pemikiran masyarakat Islam di era modern ini, mereka melontarkan gagasan-gagasan itu, lantas kemudian diikuti oleh para ahli kitab dan para pemikir supaya pemahaman sesat tersebut melekat dalam rasio masyarakat banyak. Diantara dampak yang dirasakan umat Islam adalah sebagai berikut:

 Pergolakan pemikiran dan pendistorsian wajah Islam yang hakiki dalam logika khalayak ramai dengan bermacam gagasan sesat dan rekayasa sehingga pemahaman Islam yang lurus, terlupakan oleh mayoritas umat Islam.

 Ketundukan teks-teks agama terhadap ide dan gagasan para tokoh yang mengakibatkan pengubahan makna nash dengan sengaja, kemudian pemahaman-pemahaman salah ini disebarkan pada pengikut kaum Orientalis.

 Penyanjungan aliran-aliran pemikiran dalam Islam yang menyalahi prinsip Islam serta sanjungan terhadap para tokohnya yang dianggap sebagai kaum modernis dan reformis sehingga diharapkan mereka bisa menghancurkan Islam dari internal umat.

 Melupakan umat Islam dengan kewajiban jihad fisabililah, sembari menggiring mereka mengkaji permasalahan tasawuf dan kesufian karena hal itu bisa menyibukkan ingatan dari jihad.

 Mencari-cari kesalahan pada literatur-literatur peninggalan ulama terdahulu yang dianggap sebagai pokok-pokok penting dalam memahami dan mengkaji Islam.

 Mempengaruhi paradigma masyarakat dan bangsa-bangsa Eropa dalam menilai umat dan agama Islam, hal ini berdampak pada kurang baiknya tanggapan dan interaksi mereka terhadap Islam karena anggapan bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat bar-bar yang konservatif, tak mengenal peradaban, anti ilmu pengetahuan, anti kebebasan serta tenggelam dalam filosofi-filosofi rendahan tak bermutu.

 Anggapan yang berlebihan terhadap kaum orientalis dengan mengkategorikan mereka sebagai pihak yang berkompeten dalam kritik dan analisa saintifik, serta menjadikan buku-buku mereka sebagai bahan referensi ilmiah dan bahan materi kuliah para mahasiswa Islam yang menggali ilmu pengetahuan di universitas-universitas Eropa dan Amerika bahkan sampai ke universitas-universitas Islam yang ada di negara-negara Arab dan dunia Islam pada umumnya.
D. Pengikut-pengikut Orientalisme

Kaum Orientalis punya misi mengangkat generasi baru penyanjung paham mereka yang berasal dari umat Islam sendiri serta akan menggemborkan pemikiran-pemikiran dangkal mereka terhadap Islam. Diantara para pengikut dan penyanjung paham orientalisme yang populer adalah:

a. Thoha Husein, tokoh Islam yang sangat terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran orientalis dan berjuang mati-matian melakukan pembelaan terhadap pemikiran-pemikiran tersebut, bahkan beredar pameo bahwa (tanggung jawab ilmiah Thoha Husein terhadap pemikiran orientalisme Barat melebihi tanggung jawab ilmiah kaum orientalis itu sendiri) .

b. DR. Ali Hasan Abdul Qadir, seorang dosen yang mengajar mahasiswanya dengan menggunakan buku terjemahan karangan orientalis Goldzieher berjudul (Islamic Studies) dalam mata kuliah Sejarah Hukum Islam.

c. Salamah Musa, Zaki Nadjib Mahmud, Mahmud 'Azmi, 'Ali Abdur Razzaq dan kawan-kawan.

E. Kaum Orientalis Fanatis

 Goldzieher, (1850-1920) seorang Yahudi fanatis, karyanya: Tarikh Mazhahib at-Tafsir al-Islamiy (sejarah mazhab-mazhab penafsiran Islam) dan al-Aqidah wa asy-Syariah (Teologi dan Syari'at).

 Margoliouth, (1885-1940) seorang Inggris fanatis, diantara pengikutnya: Thoha Husein, Ahmad Amin. karyanya: Ath-Thathowwurat al-Mubakkirah fi al-Islam (Perkembangan Dini dalam Islam), Muhammad wa Mathla’u al-Islam dan Al-Jamiah Al-Islamiyyah.

 Gibb, (1895-1965) seorang berkebangsaan Inggris. Karyanya: al-Mazhab al-Muhammady, terbit tahun 1947, al-Ittijahat al-Haditsah fi al-Islam (Orientasi Baru dalam Islam), terbit tahun 1947 dan Ila Aina Yattajih Al-Islam (Kemanakah Arah Islam) terbit tahun 1932.

 Samuel Zweimmer, orientalis merangkap misionaris serta pendiri majalah al-'Alam Al-Islamy Al-Amrikiyyah. Karyanya: al-Islam Tahaddiyun Li’aqidah (Islam tantangan Teologi) dan Al-Islam.

 Joseph: seorang berkebangsaan Jerman, fanatis dan anti Islam. Karyanya: Ushul Fiqh al-Islamy .



Simplex Magazine2

Aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.