MITOS HOLOCAUST

translated by fortuna
Mitos ini adalah refleksi dari segala manuver Zionisme Internasional demi pencapaian cita-cita mereka meski harus mengarang-ngarang cerita dan rekayasa. Sungguh dakwaan zionisme mengenai eksekusi sejumlah enam juta orang Yahudi dalam peristiwa Holocaust oleh Nazi hanyalah rekayasa semata . Namun sengaja diekspos agar Yahudi bisa menemukan alasan penjajahan mereka terhadap negara Palestina dan justifikasi dari migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina padahal jika seorang mendiagnosa secara lebih teliti berdasar informasi-informasi terkait dengan peristiwa ini baik dari aspek ilmu pengetahuan, seni maupun kesehatan maka segera dipahami bahwa dia sedang berhadapan dengan sebuah rekayasa sesat yang sangat tersembunyi, dengan mudah penjustifikasiannya lewat pelaku sejarah dan begitu pula cerita-cerita bohong dari negara Jerman yang kalah dalam Perang Dunia ini sangat gampang dibenarkan oleh orang-orang disebabkan para negara-negara sekutu mengkampanyekan lewat media massa dengan mendeskripsikan Jerman sebagai musuh besar dunia yang telah membunuh enam juta orang Yahudi sementara negara-negara sekutu adalah malaikat yang suci yang tak pernah berdosa dan terlepas dari tindak kejahatan perang dalam Perang Dunia II yang berakhir pada peristiw pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki . Meskipun telah berlalu puluhan tahun pasca peristiwa Perang Dunia II (1939-1944) dan meskipun Jerman telah berjasa banyak terhadap Yahudi khususnya dalam pendirian dan pengukuhan pemerintahan Israel (meskipun telah berlalu puluhan tahun namun Israel masih berusaha menemukan wacana-wacana baru dalam pikiran mereka guna mengukuhkan eksistensi Israel dan pemusnahan dunia secara massal, yaitu lewat wacana penekanan pemerintahan Jerman dari satu sisi dan dalam konteks lain memikirkan metode hegemoni terhadap wacana publik dunia Internasional dan semuanya diprakarsai demi kepentingan Israel .

Dan pada dasarnya pemusnahan massal (genocida) oleh Nazi tidak hanya terpusat pada Yahudi, namun ditujukan juga pada bangsa-bangsa lain seperti Cekoslowakia, Polandia dan Rusia serta tidak ketinggalan umat Islam yang berada di Timur) namun kenapa gaungnya terhadap Yahudi lebih keras dibanding yang lain atau mungkinkah karena jumlah mereka yang sangat terbatas sehingga kemunculan mereka sebagai sebuah bangsa yang dimusnahkan lebih kentara dibanding bangsa-bangsa lain yang secara kuantitas melampaui Yahudi .

Dan sudah menjadi rahasia umum juga kalau ternyata Yahudi dalam beberapa dekade sebelumnya khususnya di Eropa sering diusir dan dibikin hengkang dari berbagai negara disana (Spanyol mengusir Yahudi tahun 618, Jerman menghengkangkan Yahudi tahun 1096, sepanjang perang salib mereka diusir dari Al-Quds tahun 1099 setelah sebelumnya mereka mampu menguasainya. Inggris mendepak Yahudi tahun 1290, Perancis tahun 1306,1322 dan 1498. Italia mengusir mereka tahun 1727, kemudian tahun 1903 .

Penyebab kenapa mereka diusir dar berbagai negara tersebut sudah sangat dipahami bagi merek yang mengikuti sejarah dan perkembangan Yahudi di Eropa dan di luar Eropa. Diantra faktor-faktor yang melandasi pengusiran Yahudi tersebut adalah :

o Watak dan karakter rendahan Yahudi serta rusaknya moralitas dan etika mereka. Dalam sebuah kamus mendefinisikan terminologi Yahudi sebagai (keturunan kebangsaan Ibrani yang percaya pada agama Ibriah yang suka bertransaksi dengan sistem ribawi, pebisnis handal yang kikir, pelit dan penipu). Kata kerja dari kata Yahudi dalam bahasa Inggris yaitu “to jow” (يتهود ( berasal dari kata jow dan orang Eropa mengartikannya : menipu, merekayasa dan tidak jujur dalam perdagangan dan bisnis atau licik dalam penawaran dengan cara-cara tercela.
o Fanatisme kebangsaan, ini diungkapkan secara nyata dalam kitab suci mereka, mereka lah bangsa Allah yang terpilih yang memliliki keturunan suci dan mulia dibanding bangsa-bangsa lain.
o Melakukan konspirasi-konspirasi yang ditujukan pada negara tempat mereka tinggal seperti : penolakan loyalitas terhadap konstitusi yang berlaku di negara-negara tersebut melakukan kegiatan-kegiatan spionase demi kepentingan musuh-musuh negara tersebut dan upaya pengambil alihan kekuasaan negara tempat mereka menumpang.
o Menumpahkan darah non Yahudi sebagai persembahan pada tuhan, sejarah telah banyak mencatat sepak terjang Yahudi dalam kejahatan-kejahatan semacam ini.
o Ketamakan dan keserakahan mereka dalam profit dari hasil riba, bank-bank konvensional dan kredit-kredi pinjaman berbunga.
o Kontribusi mereka terhadap level kaum Borjuis di Eropa dalam eksploitasi tenaga para petani miskin dengan peranan Yahudi sebagai mediator dan perpanjangan tangan kaum Borjuis dalam pengumpulan pungutan retribusi dan pajak-pajak sebagai gaji bagi para pemimpin. Upaya ini mengundang berbagai revolusi kebangsaan melawan kaum Borjuis.

Sebelumnya bukan merupakan rahasia lagi bahwa Zionisme kontemporer sengaja mengangkat dan memperbesar-besarkan perlawanan Yahudi dan kebencian Eropa terhadap Yahudi pada masa-masa awal abad masehi dengan misi agar memotivasi Yahudi di Eropa untuk bermigrasi ke negara Palestina guna mendirikan negara berdaulat disana . Dan tidak ada halangan meskipun harus mengorbankan ribuan orang Yahudi demi perwujudan cita-cita krusial mereka dalam pendirian sebuah negara Israel berdaulat.

Sangkalan terhadap mitos Holocaust

Mitos Zionis ini mengkampanyekan bahwa Nazi Jerman telah mengeksekusi enam juta orang Yahudi dengan menggunakan gas karbon monoksida hasil pengosongan mesin-mesin diesel dan dengan memakai gas Zyklon B di kamp-kamp konsentrasi Jerman. Telah sering kali diadakan pengadilan klarifikasi dan pemurnian nama baik oleh para pemimpin Nazi terhadap penjahat perang serta penekanan agar Jerman membayar ganti rugi dalam jumlah yang sangat besar terhadap Yahudi, melemparkan cerita-cerita bohong seputar pengadilan-pengadilan ini yang berdampak pada barang bukti. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :

 Para terdakwa dihadapkan pada sarana-sarana penyiksaaan akibat paksaaan untuk memberikan pengakuan-pengakuan sesuai permintaan pemerintahaan yangberkuasa kala itu.
 Para terdakwa dijanjikan akan diberikan keringanan hukum dari pengeksekusian menjadi hukuman penjara dengan syarat mereka bersedia memberikan pengakuan-pengakuan palsu.
 Mayoritas terdakwa ditimpa tekanan mental yang amat berat akibat kekalahan pahit dan penyiksaan.
 Penuduhan tak beralasan terhadap para terdakwa tanpa diadakan pemeriksaan sebelumnya terhadap kejadian dan berkas-berkas serta tanpa memastikan peristiwa sebenarnya.
 Pengadilan-pengadilan itu ibarat pengadilan Yahudi karena para hakim dan stafnya terdiri dari orang-orang Yahudi.
 Pro-kontra kesaksian para saksi dan tidak memastikan serta melakukan pemeriksaan peritiwa sebenarnya.
 Bagaimana mungkin informasi-informasi seputar Holocaust tidak pernah bocor pada agen-agen investigasi Inggris dan Amerika selama masa peperangan padahal agen-agen ini sangat menekuni pencarian informasi seputar masalah ini demi pengeksploitasian hal-hal yang bisa memburuk-burukkan Jerman dan menampakkan kejelekan-kejelekannya kemudian secara tiba-tiba kajian seputar masalah ini mengemuka pasca kekalahan Jerman dalam Perang Dunia . Upaya-upaya ini tidak terlepas dari penyembunyian fakta sejarah dampak kejahatan-kejahatan perang terhadap kemanusiaan yang diprakarsai oleh negara-negara sekutu, usaha pencemaran nama Jerman yang kalah dalam perang, menarik simpati masyarakat Eropa terhadap Yahudi, perampasan sejumlah dana sebagai ganti rugi terhadap Israel dan penjustifikasian pengusiran bangsa Palestina dari negeri mereka sendiri.
 Penolakan perlakuan yang sama antara kejahatan perang yang dinisbatkan pada Jerman dengan kejahatan-kejahatan perang lainnya yang telah dilupakan karena sudah kadarluwarsa, dengan harapan bisa menjadi senjata guna menekan Jerman sepanjang masa padahal pemusnahan massal (genocida) yang dilakukan orang Eropa terhadap orang Indian di Amerika dan suku asli Australia (aborigin) tidak pernah diangkat dan diungkap ke permukaan.


Jika Yahudi mengakui adanya pembunuhan terhadap bangsa merka maka hal itu logis dan tidak dikeragui karena faktanya orang-orang Nazi memang telah membunuh ratusan ribu bangsa-bangsa termasuk di dalamnya bangsa Yahudi, namun kampanye pembunuhan enam juta Yahudi dalam peristiwa Holocaust merupakan hal yang tak logis dan tak sejalan dengan metode berpikir yang lurus. Buktinya :

I. Perbedaan Jumlah Yahudi terhadap Mitos Holocaust

Jumlah Yahudi di dunia tahun 1938 mencapai 10.688.259 jiwa dan pada tahun 1948 sekitar 18 juta jiwa jika kita akumulasikan dengan 6 juta jiwa korban pembunuhan dalam peristiwa Holocaust maka jumlah mereka semestinya 24 juta jiwa, artinya ada peningkatan populasi Yahudi sejumlah 9 juta jiwa selama selang waktu 10 tahun yaitu dari tahun 1938-1948 atau sekitar 50% atau bertambahnya populasi mereka sejuta jiwa tiap tahunnya. Ini merupakan perkara mustahil yang belum pernah tercatat dalam sejarah bahwa peningkatan populasi Yahudi mencapai jumlah tersebut.

Disebutkan dalam berbagai sumber bahwa jumlah populasi Yahudi di negara-negara Eropa jajahan Jerman mencapai 6,5 juta di awal penjajahan Jerman sementara di tengah penjajahan Jerman :

 Adanya izin migrasi besar-besaran Yahudi secara khusus ke Palestina sebagai tindak lanjut dari perjanjian kesepakatan antara pemimpin Zionisme dengan Nazi.
 Sejumlah besar Yahudi yang melarikan diri ke Rusia dan Amerika, jumlah Yahudi yang melarikan diri ke Rusia mencapai 2.200.000 jiwa dan ke Amerika sejumlah 300.000 jiwa.

Ini dari satu sisi dan di sisi lain, jumlah Yahudi yang terdaftar secara resmi dalam daftar orang-orang yang dimintai ganti rugi dan bila tidak membayar ganti rugi terebut mereka akan disiksa Nazi di Jerman Barat dan diancam akan dibunuh menjelang Juli 1965 berjumlah sekitar 3.375.020 jiwa. Artinya setelah akumulasi antara Yahudi yang bermigrasi, melarikan diri dan dibawah ancaman kematian semuanya mencapai jumlah sekitar 5,5 juta jiwa dari total jumlah Yahudi yang hidup di bawah penjajahan Jerman yang berjumlah sekitar 6,5 juta. Lalu bagaimanakah Yahudi bisa mengeluarkan rekayasa bahwa 6 juta jiwa Yahudi telah dibakar.

II. Kesalahan-kesalahan dalam Laporan-laporan Pengakuan

Disebutkan dalam laporan Jerry Stain bahwa dalam setiap hari terdapat sejumlah 60.000 jiwa Yahudi yang dieksekusi. Ini mengndikasikan bahwa jumlah total Yahudi yang dieksekusi mencapai angka 64.000.000 jiwa karena 60.000 jiwa x 30 (hari) x 12 (bulan) x 3 (tahun) = 64.800.000 jiwa dan jika peristiwa tersenut berlanjut hingga 4 tahun itu artinya jumlah total Yahudi yang dieksekusi adalah : 86.400.000 jiwa.

Disebutkan pula dalam laporan tesebut bahwa terdapat pengurungan 700-800 orang Yahudi yang akan dieksekusi dalam sebuah kamar gas yang luasnya 25 m persegi. Artinya terdapat sejumlah 30 orang dalam 1 m persegi dan hal ini mustahil dalam pelaksanaan walau bagaimanapun cara pengaturan dan penyusunan mereka.

Berbeda dari laporan yang disebutkan bahwa pada dasarnya pembunuhan dengan menggunakan gas karbon monoksida hasil pengosongan generator diesel itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding pernyataan yang mereka buat karena sebuah generator butuh pula terhadap generator listrik agar dapat menanggung beban generator tersebut selama diaktifkan, disamping akan megeluarkan asap tebal di dalam maupun luar ruangan yang akan menghalangi pandangan mata secara jelas bagi yang berada dalam ruangan kemudian diikuti oleh bau listrik yang sangat menyengat yang mampu mengakibatkan kekacauan dan getaran-getara yang sangat menganggu sehingga tangisan dan ringisan pun tidak akan terdengar akibat keadaan semacam itu.

Kematian akibat gas karbon mnoksida menjadikan mayat-mayat berwarna merah mawar atau merah cerry bukan berwarna biru sebagaimana disinyalir dari laporan tersebut. Sedangkan kematian akibat kekurangan oksigen baru akan mengakibatkan mayatnya berwarna biru namun akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan yang diutarakan dalam laporan tersebut. Padahal penyusun laporan tersebut melihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri lewat jendela dalam ruangan yang terbuat dari papan dan mendengar tangisan dan teriakan mereka secara langsung.

Adapun pengakuan pembunuhan para korban dengan menggunakan gas Zyklon B sebagaimana disebutkan dalam beberapa laporan adalah rekayasa yang sangat jelas . Para tentara Jerman semenjak tahun 1924 malah mengunakan semacam gas yang sangat beracun dan menempel di dinding dan tanah serta bisa diserap tubuh. Dan upaya ventilisasi yang cepat tidak akan berdampak terhadap ruangan eksekusi karena kita wajib menunggu lebih dari 24 jam agar bisa masuk ke ruangan yang telah diracuni gas tersebut serta kita juga wajib memakai sapu tangan yang terbuat dari karet dan masker penutup wajah karena jika tidak orang yang memasuki ruangan tersebut bisa mati serta perlunya kehati-hatian dalam pengangkatan mayat-mayat guna menghilangkan bekas-bekas gas dan menyiram mayat tersebut khususnya bagian mulut, bagian badan yang terbuka dan sendi-sendi tangan maupun kaki. Sementara dalam laporan-laporan pengakuan disebutkan bahwa para tentaa Jerman masuk ke dalam ruangan guna mengeluarkan bangkai-bangkai mayat kemudian langsung menyiapkan proses pembunuhan berikutnya dan mereka tidak melakukan ventilisasi dan memakai pelindung apapun dalam prosesi ini.

Terkait dakwaan pembakaran mayat-mayat tersebut setelah mereka meninggal, sebenarnya untuk membakar satu mayat memakan waktu paling minimal satu jam, sedangkan pembakaran 2.000 mayat akan memakan waktu sekitar 65 hari. Dan pembakaran 6 juta mayat setelah dieksekusi dalam peristiwa holocaust sebagaimana disebutkan dalam laporan pengakuan membutuhkan kerja yang berkesinambungan dan tiada henti-hentinya dari tahun 40-an hingga tahun 1964 guna membakar jumlah mayat yang sangat banyak ini.

Pertanyaan yang lebih mendasar : bukankah Jerman mampu melakukan pembunuhan massal Yahudi dengan menggunakan media lain? Lantas manakah arsip-srsip yang menceritakan pengorganisiran Jerman dalam operasi ini dan pengeluaran anggaran/budget mereka dalam penyediaan bahan-bahan kimiawi. Apakah untungnya bagi Jerman mendalangi peristiwa ini sementara mereka berada dalam perang berat yang sangat membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Bahkan sebaliknya para tawanan dimanfaatkan tenaganya oleh Jerman guna membantu para tentara. Sehingga tentara Jerman mempercayakan masalah pengintaian di kamp-kamp dan penjagaan benteng pada para pimpinan tawanan.

Dan telah banyak para penulis yang membantah mitos Holocaust ini meski mereka harus berhadapan dengan orang-orang Yahudi dan pihak-pihak yang berada di belakangnya. Diantara para penulis tersebut adalah Paul Rossene, Ritchard Harwood, Robert Porison dkk.

Simplex Magazine2

Aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.