ZIONISME

by: fortuna
Zionisme merupakan sebuah pergerakan politik rasisme ekstrim yang bertujuan mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina yang akan menaklukkan dunia Internasional .

A. Defenisi Terminologi Zionisme

Beragam asumsi dan pandangan terkait interpretasi terminologi “Shuhyuniyyah” (Zionisme): ada pendapat yang mengatakan dinisbatkan pada gunung Zion yang terletak di Selatan Masjid Al-Aqsa yang sering diutarakan dalam perjanjian lama (Taurat) .

Para peneliti dan pakar tidak menemukan asal kata “Zion” yang pasti dalam bahasa Arab, namun kebanyakan mereka cenderung berasumsi bahwa kata Zion (Shuhyun) berasal dari bahasa Arab dan asal kata tersebut juga dapat ditemukan dalam bahasa Ethiopia. Terbentuk dari kata (ash-shoun dan at-tahshin/penjagaan dan pembentengan) dan merupakan kata kerja yang berarti perlindungan bukit-bukit yang tinggi. Maksud dari bahasa Arab disini yaitu bahasa yang dipergunakan penduduk asli Arab yang pernah bermukim di Palestina beratus-ratus tahun sebelum hijrah kaum Ibrani. Mereka menamakan negeri tersebut dengan nama Kan’an (negeri dataran rendah) dan kata-kata yang senada masih berarti sama dalam bahasa Arab hingga sekarang.
Dalam kajian lain kata Shuhyun, (Zion) menunjukkan arti “benteng suci” atau kota yang pernah dihancurkan David (Daud), kata Zion al-Maqdis juga dipakai sebagai nama Al-Quds, rumah ibadah dan gunung. Kemudian seluruh “tanah suci” dinamakan “anak Zion”. Dan pada akhirnya terminologi ini dipakai untuk menyebut masa lalu dan masa depan Yahudi yang terkait dengan kenangan historis Yahudi selama beribu tahun .

Inilah cakupan dan ruang lingkup definisi Zionisme secara etimologi, hal ini mengindikasikan nilai-nilai spiritual dan kekuatan-kekuatan historis yang telah memformulasi berdirinya bangsa Yahudi. Dalam konteks ini, pemaknaannya tidak terkungkung dalam ruang lingkup kembali “diaspora” yahudi ke bukit Zion dan mendirikan sebuah pemerintahan politis bagi yahudi semata, namun betujuan membangkitkan spirit bangsa Yahudi dan perebutan kembali tanah yang dalam pandangan mereka secara historis merupakan hak milik mereka, menghidupkan lagi kultur budaya primitif Yahudi, dan menciptakan infrasuktur ekonomi dan sosial yang kokoh. Jack Toni anggota kongres Amerika dalam sebuah laporannya (ath-Thobur al-Khamis li ash-Shuhyun) mengklaim: Zionisme merupakan penisbatan terhadap Zion yang telah memimpin bangsa Babylonia dalam pengasingan. Jadi Zionisme berarti pengukuhan kembali eksistensi Israel di Palestina (di bukit Zion dan sekitar) serta penegasannya lewat berbagai media.
Klasifikasi Zionis Yahudi

 Pihak yang memprioritaskan tinggal dan menjalani kehidupan di Palestina.
 Pihak yang menopang pendanaan atau perjuangan lewat artikel-artikel yang menguatkan asumsi bahwa Palestina sebagai ibukota Yahudi. Zionisme berjuang dengan sekuat tenaga mengembalikan kejayaan Israel dan bangunan Haikal Sulaiman yang berlokasi di reruntuhan Al-Quds yang akan menjadi sentral pemerintahan hegemoni Yahudi terhadap dunia Internasional dibawah pimpinan raja Yahudi yang bergelar–dalam anggapan mereka-: al-Masih yang ditunggu.

B. Latar Belakang Historikal Zionisme

Pergerakan Judaisme secara historis berakar pada sejarah agama Yahudi kuno semenjak tawanan Babylonia serta impian-impian mereka untuk kembali mendirikan negara di Palestina. Pergerakan ini telah melalui fase-fase yang sangat panjang yaitu ;

a. Pergerakan pengikut Mukabiy semenjak kepulangan tawanan Babylonia pada tahun 586-538 SM.
b. Pergerakan Barakhoba 118-138, Yahudi ini berhasil memompa semangat dan memotivasi bangsanya untuk berkumpul di Palestina dan mendirikan negara Yahudi disana.
c. Pergerakan David Ruben dan muridnya Solomon tahun 1501-1532 dengan membangkitkan spirit kaum Yahudi mendirikan kerajaan Israel di Palestina.
d. Pergerakan Minsyah bin Israel tahun 1604-1657 angkatan utama pengarah agenda Yahudi untuk merekrut Inggris dalam perealisasian tujuan Zionisme.
e. Pergerakan pendeta (rabi Yahudi) Syabtai tahun 1626-1676 yang mengkampanyekan dirinya sebagai almasih Yahudi. Kaum yahudi telah bersiap-siap kembali ke Palestina namun sang Pembebas mereka tersebut telah keburu mati.
f. Pergerakan para pemilik modal dan bangsawan kaya Yahudi di bawah pimpinan Rothschilds dan Musa Montifuri, tujuannya mendirikan imperealisme Yahudi di Palestina sebagai langkah awal perampasan tanah Palestina dan pendirian sebuah negara disana.
g. Pada awal abad ke 19 muncul gerakan pemikiran imperealis yang menyerukan pendirian negara Yahudi di Palestina dan pasca perang berdarah Yahudi di Rusia tahun 1882, muncul pula sebuah gerakan Yahudi radikal , disela-sela inilah Hitler orang Jerman sempat mengarang buku berjudul (Irja’ al-Yahud ilaa Palestin hasb aqwal al-Anbiya/ migrasi Yahudi ke Palestina dalam pandangan para Nabi).

C. Pergerakan Zionisme Modern

Gerakan yang dinisbatkan pada Theodore Hertzl, agenda utamanya menggiring Yahudi untuk menguasai dunia, dengan langkah awal pendirian negara Israel di Palestina. Hertzl telah berhasil meruntuhkan kesultanan Abdul Hamid di Turki dalam dua kali percobaan ekspansi, namun kesultanan itu semakin terpuruk, hingga terus memotivasi Yahudi menghancurkan kekhalifahan Utsmaniyyah dan kekhalifahan Islam umumnya.

D. Thedore Hertzl (1860-1904)

Gerakan Zionisme sering berkedok sebagai organisasi social, hingga kemunculan Theodore Hertzl, seorang Yahudi yang berprofesi sebagai wartawan dan penulis drama. Dia lahir bulan Agustus 1860 dan meninggal Juli 1904, bapaknya seorang pebisnis kaya, hidup di lingkungan kehidupan Kristen, kemudian belajar hukum di Wina. Setelah tamat ia aktif menulis artikel dan sastra, hingga akhinya populer dan ditunjuk sebagai delegasi surat kabar Neofree Press di kota Paris.

Pada tahun 1894, seorang perwira polisi Yahudi al-Farid Drifous tertuduh telah melakukan investigasi dan penjualan sebagian arsip-arsip militer Perancis kepada Jerman, setelah dihadapkan ke pengadilan, publik Perancis angkat bicara dan melakukan pemberontakan terhadap Yahudi, lewat berbagai cara Yahudi berusaha membantu perwira polisi ini, selama sepuluh tahun baru akhirnya mereka berhasil melepaskan perwira tersebut dari jeratan hukum. Targetnya, adalah menolak skandal dan menyelamatkan Yahudi dari kemarahan bangsa Perancis, Hertzl memanfaatkan kesempatan ini dengan mengarang sebuah buku berjudul (ad-Daulah Yahudiyyah) sebagai usaha menyerukan pendirian negara yahudi dan supaya para imigran Yahudi di berbagai belahan dunia segera kembali ke Palestina. Dia mengusulkan pembentukan perwakilan Yahudi yang bertugas mengawasi aktifitas modernisasi dengan agenda-agenda yang terkoordinir, serta melakukan negosiasi-negosisasi politik dan mendirikan Serikat Yahudi yang mengkonsolidasikan manuver perjuangan, demi melakukan kajian terhadap problematika keuangan dan ekonomi khususnya, sebagai tindak lanjut dari usulan tersebut. Dalam bukunya itu, Thedore Hertzl tidak menentukan secara spesifik negara yang akan menjadi tempat tujuan Yahudi, hanya saja dia memberikan kesempatan pada publik guna memilih sendiri mungkin Argentina, Afrika atau Palestina. Buku ini menuai kontroversi dan kritikan pedas berbagai pihak.

E. Kongres-kongres Zionisme

Pada tahun 1897, diadakanlah kongres Yahudi pertama di Bazel, Swiss tanggal 23-25 Agustus yang dihadiri oleh 196 orang Yahudi sebagai delegasi dari berbagai belahan dunia. Disitulah pertama kali dicetuskan skenario pergerakan Zionisme. Kebijakan yang dihasilkan dapat disimpulkan sebagai berikut:

o Pengkoordinasian dan pengkonsolidasian pergerakan berbagai kelompok Yahudi di dunia.
o Membangitkan kesadaran pemahamanYahudi
o Melakukan lobi-lobi politik ke berbagai negara, agar bersedia menyepakati skenario-skenario pergerakan Zionisme.

Bentuk realisasi kebijakan-kebijakan ini, berdirilah organisasi negara Yahudi yang dianggap sebagai pusat administrasi segenap kelompok-kelompok Yahudi, setiap orang yang loyal pada keputusan-keputusan kongres Bazel ini dicap sebagai Zionis tulen, dan ia wajib mengeluarkan partisipasi tahunan yang mengindikasikan keterlibatannya dalam pendanaan institusi pelaksana. Pasca kongres, Hertzl menulis dalam surat kabarnya di Wina sembari mengklaim: jika saya diminta menyimpulkan aktifitas kongres Bazel maka saya akan menyuarakan dan meneriakkan pada dunia bahwa sayalah pendiri negara Yahudi.

a) Kongres II di Bazel bulan Agustus 1898, diusulkanlah pendirian sebuah bank, yang berfungsi sebagai pusat keuangan persekutuan Yahudi dan menetapkan minimal sahamnya senilai 2 milyar Junaih Poundsterling.
b) Kongres III di Bazel bulan Agustus tahun 1899, dalam kongres ini dirampungkan pendiskusian masalah perjanjian Zionisme Internasional dan kebijakan pengumpulan dana dari warga negara.
c) Kongres IV di London bulan Agustus 1900, tujuan kongres ini diadakan di London adalah supaya dapat mempengaruhi opini publik Inggris, disana Hertzl mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris guna mendapatkan rekomendasi dan support Inggris terhadap Yahudi.
d) Kongres V di Bazel bulan Agustus tahun 1901, disana perhatian lebih digencarkan pada ilmu pengetahuan dan kultur budaya serta wawasan Ibrani sebagai pembuka jalan bagi pendirian negara Yahudi di Palestina dan diusulkan juga pembangunan Universitas Ibrani dan keputusan pembangunan bank nasional Yahudi guna pendanaan proses pembelian tanah dari orang Arab Palestina.
e) Pada tahun 1902, Hertzl berusaha mendapatkan dekrit dari kesultanan Turki Abdul Hamid disela-sela kunjungan Imperium Guillame Tell II ke “tanah suci” yang memberikan semacam angin kemerdekaan bagi Yahudi, namun Imperium Jerman itu lari dari tuntutan Yahudi, sementara kesultanan Abdul Hamid menolak tuntutan Hertzl setelah mengetahui siasat busuk Zionisme tersebut.
f) Pada tahun 1903, Hertzl melakukan negosiasi dengan menteri urusan dalam negeri Rusia, guna mengklaim secara transparan emigrasi kaum Yahudi dari Rusia sebagai ganti penyetopan propaganda Yahudi melawan Rusia dan Hertzl juga memperoleh kesediaan dari menteri keuangan Rusia guna mendirikan sebuah cabang bank Yahudi disana. Hertzl juga menyepakati gagasan menteri urusan kolonialisasi Inggris guna menjadikan dataran subur di Nairobi ibukota Kenya, sebagai negeri Yahudi untuk sementara waktu menjelang proklamasi kemerdekaan, selain itu dihasilkan juga keputusan pengangkatan kepala pemerintahan Yahudi.
g) Kongres VI di Bazel bulan Agustus 1903, kongres ini merupakan terakhir kalinya keterlibatan Hertzl sebelum akhinya dia meninggal, disana ia mendapat kecaman keras karena kesediaannya bila negara Yahudi didirikan di luar Palestina. Sementara kongres menyepakati ketidak setujuan pendirian negara Yahudi di Afrika, kecuali untuk sementara waktu.
h) Hertzl meninggal Juli tahun 1904, namun setelah kematiannya kongres Zionisme masih tetap berlanjut di Bazel, La Haye (Den Haag), Hamburg, Wina, Georgia dan Jenewa (Swiss). Setelah berdirinya negara Yahudi di Palestina, diadakan kongres yang XXIII tahun 1951 di Al-Quds .

F. Segmen-segmen Zionisme

 Segmen Agama

 Merebut Palestina dan negeri sekitarnya, dengan keyakinan mereka bahwa Palestina merupakan tanah yang dijanjikan Tuhan pada mereka sebagimana sering diindikasikan dalam Taurat .
 Ideologi al-Masih yang ditunggu. Lewat keyakinan mereka bahwa kepulangan mereka ke Palestina akan disertai oleh seorang “Penyelamat dan Pembebas yang diutus dari Zionis keturunan David, yang akan menuntut balas terhadap bangsa-bangsa di dunia dan memaksakan penerapan pemerintahan Yahudi. Orang ini mereka namakan “al-Masih yang ditunggu kedatangannya”.
 Penaklukan dunia dalam cengkeraman dan hegemoni Yahudi, karena mereka meyakini bahwa Yahudi adalah bangsa Allah yang terpilih dan lebih utama ketimbang seluruh umat manusia, sehingga mereka berhak menguasai dunia. Tujuan ini secara transparan terdapat dalam Protokol-protokolpara Pinisepuh Zion yang bijak (Konstitusi Zionisme Internasional).

 Segmen Politik

Pihak Yahudi tidak secara transparan mengemukakan konspirasi-konspirasi politik mereka layaknya misi-misi agama lain, sehingga selama beberapa dekade tidak penah tercatat bahwa mereka telah melakukan manuver-manuver demi mempengaruhi opini publik Eropa. Namun setelah isu nasionalisme kebangsaan mencuat di Eropa dan kemunculan berbagai gerakan kemerdekaan, maka Yahudi turut ambil bagian menyatakan agenda pendirian negara Yahudi yang memiliki elemen-elemen politis dan kemerdekaan yang mampu menjaga Yahudi dari beragam ancaman dan penghinaan. Mereka sengaja mencuri kesempatan adanya atmosfer kebebasan di negara-negara besar seperti Inggris guna meraih hati dan simpati pemerintahan Inggris agar bersedia mendukung pendirian negara Yahudi di Palestina, karena faktor agama dan sejarah yang mendukung ke arah situ. Dalam hal ini, Barat menyambut baik gagasan mereka karena beberapa alasan:

a. Warisan kebebasan revolusi Amerika dan revolusi Perancis di Eropa serta propaganda kemerdekaan setiap individu warga negara dalam penentuan keputusan mereka. Hal ini menjadi motivasi Yahudi untuk meminta hak-hak bangsa Yahudi atas dengan labelisasi kebebasan dan kemerdekaan. Mereka mendirikan beberapa organisasi yang mengorganisir para propagandis yang berkonsentrasi demi upaya mempengaruhi publik Eropa agar bersedia menerima pemikiran dan doktrin-doktrin Yahudi dalam ruang lingkup yang lebih luas.
b. Kemunculan beragam aktifitas pergerakan kebangsaan pada abad 19, yang membuat kedudukan Yahudi setara dengan negara-negara lain dalam mendapatkan hak-hak mereka.
c. Sengaja memunculkan ke permukaan berbagai derita peristiwa pembantaian Yahudi, khususnya yang pernah terjadi pada masa Kekaisaran Rusia, sembari mengingatkan masyarakat Eropa pada kenangan pahit ini demi menarik simpati mereka dalam menyepakati pendirian sebuah negara khusus Yahudi sebagi tempat berlindung mereka.

G. Metoda-metoda Gerakan Zionisme

Demi usaha perealisasian konsep-konsep politik mereka, Yahudi berpaku pada empat konsentrasi :

a. Usaha penguasaan pemikiran

Dengan mengupayakan penebaran doktrin-doktrin, lewat propaganda-propaganda media informatika yang berdaya jangkau luas dan sangat terorganisir, media informasi terbukti telah banyak membantu mereka dalam memanifestasikan agenda-agenda pergerakan-pergerakan Yahudi, baik yang transparan maupun terselubung, seperti:

a) Upaya pengendoran spirit beragama dan semangat kebangsaan negara-negara dunia, dengan cara menebar doktin-doktin tak beralasan, upaya-upaya pengrusakan aqidah dan nilai-nilai etika.
b) Menggalakkan perang psikis terhadap musuh-musuh mereka, menekan dan memecah-belah persatuan serta melemahkan nilai-nilai spiritual lain.
c) Laarangan penyebaran informasi dan berita yang menceritakan kebobrokan bangsa Yahudi.

Dalam bidang ini, ternyata kapasitas Yahudi sangat teruji, karena memang mereka memiliki dan menguasai corong-corong informasi, media massa dan perusahaan-perusahaan pencipta perfilman serta kantor-kantor berita dunia yang telah mereka tundukkan dengan besarnya kekuatan anggaran dan rapinya admisnistrasi mereka.

b. Usaha Penguasaan Aset Kekayaan

Para pebisnis kaya Yahudi mengorganisir seluruh aset Yahudi di dunia dalam upaya memberikan dampak terhadap perekonomian dunia dan perpolitikan dengan metode pempailitan aturan perekonomian serta ancaman lain berupa pinjaman berkedok “dana bantuan, pendanaan proyek-proyek dan dana hibah” pada saat terjadi krisis moneter. Yahudi menguasai banyak bank dunia dan lembaga-lembaga keuangan semenjak revolusi Industri di Eropa , semua ini membuka kesempatan mengeksploitasi kondisi industrialisasi dan perdagangan serta mengarahkannya sesuai kepentingan mereka. Agar dapat meningkatkan penguasaan, mereka mempraktikkan monopoli perekonomian sembari memberikan pinjaman-pinjaman dana dengan cara ribawi serta membeli nurani para penguasa bahkan suara-suara pihak yang berpengaruh dalam parlemen dan organisasi-organisasi yang bersifat kedaerahan.
c. Usaha Penguasaan Dunia Perpolitikan

Berkecimpung dalam belantara perpolitikan, juga termasuk dalam upaya infiltrasi Yahudi dalam perealisasian agenda mereka. Secara historis, banyak sekali tercatat afiliasi dan campur tangan kaum Yahudi pada posisi-posisi strategis dalam pemerintahan dan pusat-pusat perpolitikan tingkat tinggi. Disamping itu, mereka punya dokter spesialis yang berprofesi sebagai dokter pribadi para raja dan penguasa, mereka juga punya konsultan-konsultan perpolitikan dan pemerintahan. Adapun pada zaman sekarang, contoh usaha penguasaan Yahudi terhadap dunia perpolitikan kontemporer adalah dengan cara-cara berikut:

o Infiltrasi sistem pemerintahan Kapitalisme Barat sehingga mereka menjadi pimpinan dan bercokol pada kursi jabatan penting disana.
o Menopang pemberontakan Bolshevik berdarah di Rusia, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa mayoritas pimpinan-pimpinan pemberontakan tersebut merupakan Yahudi.
o Infiltrasi Amerika Serikat dan PBB hingga mencapai tingkatan mereka mampu menentukan “hitam-putih” arah perpolitikan.
o Maksud utama dibelakang intervensi ini adalah mengkondisikan penerapan konsep-konsep Zionisme dan hegemoni Yahudi dalam rangka merusak norma-norma masyarakat dan menebar atheisme serta demoralisasi.

d. Usaha Penguasaan Militer

Pergerakan Zionisme sangat menaruh perhatian terhadap persiapan angkatan militer dipersenjatai lengkap guna menjaga keamanan dalam negeri dan melakukan ekspansi ke luar negeri. Penyiapan angkatan militer ini melewati beberapa fase penting:

a. Dalam perang Dunia I, dibentuk legiun militer Yahudi yang tergabung dalam militer Inggris dan keluar dari militer Inggris tahun 1916, beberapa pleton Yahudi juga pernah tergabung dalam tentara Lord Allenbi yang pernah menyerang Palestina di akhir Perang Dunia I.
b. Di sela-sela Perang Dunia II tahun 1941, Yahudi membentuk detasemen militer yang di dalamnya ikut tergabung Musa Diyan Ishaq Ruben dan Haim Barlev.
c. Angkatan perang Yahudi ikut bersekutu dalam invasi-invasi ke Suriah dan Lebanon.
d. Angkatan Perang Yahudi juga pernah bersekutu dengan tentara Inggris dalam perang Italia. Percobaan-percobaan ini telah mendorong terbentuknya brigade militer yang terlatih dengan perlengkapan perang canggih yang dipakai secara resmi oleh Yahudi dalam keberlangsungan penjajahan Yahudi ke Palestina atas mandat dari Inggris. Setelah tentara Inggris ditarik dari Palestina tahun 1948, Yahudi memproklamirkan negara barunya dengan bermodalkan tentara yang telah dipersenjatai lengkap dan canggih. Sampai sekarang, Zionisme masih mempersenjatai tentara Israel dengan senjata mutakhir dari gudang persenjataan Amerika dalam kuantitas sangat besar, yang membuatnya selalu unggul dibanding negara-negara Arab sekitar Israel.


H. Program-program Pergerakan Zionisme

Zionisme berpegang teguh pada filosofi legitimasi segala cara demi mencapai puncak tujuan tanpa menimbang norma, etika, maupun moralitas. Filosofi ini sudah mengkristal dalam Protokol-protokolPinisepuh Zion yang ditetapkan sebagai undang-undang pergerakan praktik Zionisme, undang-undang ini merefleksikan prinsip-prinsip Zionisme yang terbagi dalam beberapa bab tema-tema pokok yang dapat disimpulkan dalam beberapa point berikut :

a. Upaya Total Penebaran Kekacauan

Dengan menggiring dunia pada perbincangan bertema mediasi, yang ternyata dimanfaatkan demi penghancuran pemerintahan, masyarakat, bangsa dan jiwa hingga mereka kembali pada politik tipu muslihat, pola-pola interaksi berinteraksi yang tak bermoral serta cara-cara radikal sehingga membawa umat manusia pada kekacauan nyata dalam tataran kehidupan. Dan perlu dicatat bahwa Yahudi berada dibalik semua ini demi upaya penguasaan dunia.

b. Mengobarkan Api Permusuhan dan Peperangan Antar Bangsa di Dunia

Dengan posisi Yahudi yang berada di balik semua revolusi dunia dan pergerakan penghancur dan perusak, mereka pun turut mengatur siasat terjadinya pertikaian antar bangsa, karena mereka menilai bahwa peperangan merupakan media efektif dalam menimbulkan rasa saling benci, dengki dan tidak puas antar Negara, dimana peluang ini akan dimanfaatkan Yahudi dalam melariskan bisnis senjata buatan mereka dan pemberian pinjaman dengan cara ribawi untuk biaya perang serta melakukan intervensi dalam posisi-posisi strategis dalam pemerintahan.

c. Teror Ideologi dan Pengacauan Opini Publik

Dengan cara mengacau ideologi masyarakat dunia, mengadakan agenda dan kegiatan yang manfaatnya tidak terlalu signifikan, bahkan berupaya merusak tatanan ilmu pengetahuan dan para pakar keilmuan dengan cara menempatkan beberapa pakar dan ilmuwan Yahudi yang berkapasitas dalam menelurkan beberapa rekayasa teori ilmiah yang bakal merusak norma-norma kemanusiaan di masyarakat dan menghancurkan sendi-sendi agama dan etika, misalnya:

• Karl Marx pemilik teori Marxisme yang menentang agama.
• Yahudi bernama Durkheim, pemilik teori sosial yang akan menghancurkan tatanan kekeluargaan.
• Yahudi bernama Jean-Paul Sartre pemilik paham eksistensialisme yang mempropagandakan demoralisasi dan kebobrokan etika.
• Yahudi bernama Freud pemilik teori Freudisme tokoh ilmu psikologi yang berkonsentrasi seputar hal-hal yang merangsang sex dan naluri cinta wanita.
Dalam Protokol V Yahudi disebutkan: “Untuk menguasai pendapat umum, yang perlu diperhatikan ialah pentingnya mengacaukan opini publik itu dengan cara menimbulkan beragam asumsi yang kontradiktif, agar non-Yahudi bisa sesat”. Ditambahkan juga dengan: upaya meningkatkan dan mengintensifkan persepsi tentang kelemahan-kelemahan yang ada di masyarakat, tentang kebiasaan yang berkembang, aspirasi, dan gaya hidup, sehingga ditumbuhkan kekesalan terhadap kehidupan yang memperlihatkan adanya kekacauan. Akibatnya, masyarakat akan kehilangan rasa saling percaya satu sama lain. Langkah ini akan membuahkan perbedaan pendapat di semua pihak dan lapisan, mendisintegrasikan kekuatan kolektif dan gotong royong yang ada pada mereka, diiringi upaya menekan usaha dan prakarsa yang mungkin akan menjegal perjuangan kita (Yahudi)". Dalam Protokol VIII: “Tidak mudah menempatkan saudara-saudara kita sesama Yahudi pada posisi strategis dalam pemerintahan. Namun solusinya, kita bakal menempatkan pada posisi itu mereka para tokoh yang popular dengan image negatif, sehingga akan timbul gap yang dalam antara mereka dan rakyat. Atau mungkin posisi ini akan kita serahkan pada mereka-mereka yang bermasalah dengan hukum, dan bisa dijerumuskan ke dalam penjara jika mereka tidak loyal pada kebijakan kita .

d. Menebar kerusakan etika dalam masyarakat

Dengan menanamkan bibit-bibit kekacauan dan dekadensi moral, khususnya tehadap generasi muda, karena kondisi ini akan mewariskan gaya hidup jahiliyah dan suka hura-hura serta foya-foya. Dalam Protokol IX dipaparkan: “sungguh kita telah berhasil merusak generasi muda non Yahudi (Gentiles) dan kita berhasil merusak moralitas mereka dengan mengejakan konsep dan teori yang sebenarnya telah kita buang jauh-jauh dari pemikiran, karena kita meyakini itu merupakan teori dan konsep yang jelas-jelas keliru. Dalam Protokol I disebutkan: “betapa dungunya otak para pemuda Kristen berada dibawah pengaruh minuman keras sebagaimana kedunguan yang telah menghantui mereka disebabkan kefasikan mereka .

e. Mengupayakan terjadinya krisis moneter dan perekonomian

Dalam prinsip Yahudi, kekayaan materi adalah intisari kehidupan, sementara krisis ekonomi bisa saja melanda kelompok dan individu manapun, sehingga mereka terpacu memanfaatkan senjata “perekonomian” demi penghancuran pemerintahan dan penguasaan berbagai negara. Disebutkan dalam Protokol III: “kita akan berupaya menciptakan kondisi iklim krisis perekonomian dunia dengan berbagai cara dan bermodalkaan emas (kekayaan) yang kita miliki. Dalam Protokol IV: “kita harus melandaskan bisnis pada asas bagi hasil, konsekwensinya ialah pelarangan non Yahudi (Gentiles) untuk menimbun aset kekayaan yang merupakan hasil alam dan lewat konsep bagi hasil pula, diharapkan sumber daya alam tersebut bisa mengalir ke pundi-pundi aset kekayaan kita”. Untuk merusak sistem produksi, disebutkan dalam Protokol ke 6: “kita akan merusak produksi dari akarnya dengan jalan menebar kekacauan antar para buruh (pengelola) serta membiasakan mereka dengan kebiasaan mabuk-mabukan .
f. Upaya penghancuran Agama

Asumsi mereka, agama diluar Yahudi adalah bathil, sementara Yahudi dalam deskripsi Taurat, Talmud, Qabala dan doktrin-doktrin para pendeta mereka adalah manusia pilihan -anak tuhan dan kekasih-kekasihnya-, sedangkan non-Yahudi digelari orang kafir dan najis sehingga memerangi agama di luar Yahudi adalah misi mereka. Disebutkan dalam Protokol XIV: “disaat nanti kita telah menguasai dunia, maka kita tidak akan memberikan ruang untuk agama selain Yahudi. Atas dasar ini, kita wajib menghapus semua teologi yang ada, meskipun hasil yang telah didapatkan sementara waktu hanya berupa pembentukan jiwa-jiwa atheis kontemporer. Namun hal ini tidak jadi persoalan, karena kondisi semacam ini saja akan menjadi cikal bakal bagi keturunan generasi mereka selanjutnya yang akan memeluk agama Musa yaitu agama yang diwajibkan bagi kita, dengan prinsip dan konsep yang kokoh serta meletakkan umat manusia dibawah otoritas kita”.

Dalam Protokoler XVII diungkapkan: “kita telah mengkaji kelemahan para tokoh agama non-Yahudi dan merendahkan martabat mereka dalam pandangan khalayak, kita berhasil mengotori kesucian doktrin mereka yang bakal menjadi penghalang agenda-agenda kita, sehingga secara perlahan-lahan -namun pasti- seiring dengan berjalannya waktu, kekuasaan mereka akan mencair. Realita sekarang memang menunjukkan kebebasan memeluk agama diakui dimanapun, hanya dalam selang waktu beberapa tahun kita berhasil menghancurkan Kristen, makanya penghancuran agama-agama lain tentunya akan lebih mudah dan simpel, namun waktunya belum tepat untuk kita mengkaji dan mendiskusikan masalah ini, kita akan bekerja menjadikan peran tokoh agama dan ajaran-ajarannya sia-sia belaka serta ditanggapi dingin oleh para pengikutnya.

Protokol Para Pinisepuh Yahudi yang Bijak (The Protocols of the Learned Elders of Zion).

Protokol-protokol ini diyakini ibarat sebagian hasil kebijakan yang diputuskan dalam kongres Zionis I yang diselenggarakan di Bazel, Swiss tahun 1897 dibawah pimpinan Hertzl. Meskipun Yahudi berusaha menutup-nutupi kerahasiaan seputar sumber asli Protokol ini, namun pada akhirnya rahasia ini tersingkap juga bahwa Protokol ini diadopsi dari seorang pimpinan Yahudi yang kemudian dipublikasikan, orang yang pertama kali mempublikasikannya adalah Sergie Nilus tahun 1902 dan dia mengaku mendapatkan Protokol itu tahun 1901, meskipun sumber otentik dari protokol-protokol ini tidak diketahui secara pasti, tapi fakta mengindikasikan dan semakin mempertegas bahwa para pimpinan Yahudi lah yang memainkan peranan dibalik ini semua. Protokol ini telah dicetak dan dipublikaskan, meskipun Yahudi berusaha menghalang-halangi pencetakan dan sirkulasinya, seperti: penyitaan cetakan berbahasa Perancis ketika disirkulasikan di Rusia pada tahun 1917. Dan sudah menjadi rahasia umum juga, bahwa para pimpinan gerakan Bolshevik sangat loyal terhadap Yahudi dan Protokol yang lebih dikenal dengan terminologi (The Protocols of the Learned Elders of Zion/Brotokolat Hukama ash-Shuhyun) ini. Target mereka adalah merusak dan menghancurkan dunia. Jika kita menimbang protokol-protokol ini secara implisit, maka sebenarnya istilah Protokol Para Orang Dungu Zionis atau Protokol Para Tokoh Kejam Zionis lebih pantas digunakan. Firman Allah QS. Al-Baqarah 13 yang artinya: Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.

Untuk lebih detail, baca kembali referensi-referensi berikut:

a. Juzur al-Bala’a oleh Abdullah at-Tall.
b. Al-Af’a al-Yahudiyyah fi Ma’aqil al-Islam oleh Abdullah at-Tall
c. Khathar al-Yahudiyyah al-‘Alamiyyah oleh Abdullah at-Tall
d. Muamarah ash-Shuhyuniyah ‘ala al-‘alam oleh Ahmad abdul Ghofur ‘Athar
e. Ash-Shuhyuniyah wa Rabibatuha Israel oleh Umar Rusydi
f. Ash-shuhyuniah al-Alamiyah oleh ‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad
g. Israel az-Zaifah oleh Farid Abdullahg George
h. Siyasah al-Isti’mariy ash-Shuhyuniyah tijah Filastin oleh Hasan Shabri al-Khuwali
i. Al-Idiologiah ash-Shuhuniyah oleh Abdul Wahab al-Masiry
j. Ash-Shuhyuniyah al-‘Alamiyyah wa Israel oleh Hasan Dzadzha dkk
k. Muzakkirat as-Sulthan abd al-Hamid ats-Tsany oleh Muhammad Harb abd al-Hamid
l. Hukumah al-‘Alam al-Khafiyyah oleh Sirib
m. Ahjar ‘ala Ruq’at Syatranjiy oleh William G. Carr
n. Ash-Shuhyuniyyah al-‘Alamiyyah wa ar-Raddu ‘ala al-Fikry ash-Shuhyuniy al-Mu’ashir oleh Mahmud Diyab
o. Amerika Musta’mirah Shuhuniyyah oleh Shalah Dasuki
p. Ash-Shuhyuniyah al-‘Alamiyyah wa Ardh al-Mi’ad oleh Jamaluddin ar-Romadiy
q. Al-Mukhatthathat at-Talmudiyah al-Yahudiyah fi Ghazw al-‘Alam al-Islamy oleh Anwar al-Jundy
r. Al-Quwa al-Khofiyah oleh L. Frey
s. Ash-Shuhyuniyah baina Tarikhin oleh Abdullah an-Najjar- Kamal al-Hajj
t. Mausuah al-Mafahim wa al-Musthalahat Ash-Shuhyuniyah oleh Abdul Wahab al-Masiry
u. Tarikh al-Harakah Ash-Shuhyuniyah al-Haditsah oleh Muhammad Abdurrauf Salim.



Simplex Magazine2

Aliquam erat volutpat. Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.